CERITA DEWASA ISTRIKU NIKMATI DIPERKOSA MALING PERKASA

CERITA DEWASA ISTRIKU NIKMATI DIPERKOSA MALING PERKASA


CERITA DEWASA ISTRIKU NIKMATI DIPERKOSA MALING PERKASA, Hasrat-Bispak56 Mendadak suatu suara keras menghidupkan kami di larut malam. Fatimah istriku merengkuh lenganku karena sangat ketakutannya. Nada itu ada dari arah dapur. Kayaknya kaca yang jatuh acak-acakan. Instingku berkata ada sesuatu hal yang tidak selesai ada dalam rumah ini. Saya bangun serta menghidupkan lampu. Istriku usaha meredam saya. Dengan berhati-hati saya bangun serta buka pintu dan mengambil langkah ke dapur.


Saya terkejut dengan ketakutan yang benar-benar saat ada pribadi asing di bawah jendela dapurku. Kelihatan di lantai kaca jendela pecah berantakan. Pastinya ia ini maling yang akan mengambil di dalam rumah kami. Sama


terkejut dengan lincahnya maling ini berdiri serta ambil langkah pendek menyabet pisau dapur kami yang tak jauh dari tempatnya. Orang ini lebih besar dari saya. Dengan rambut serta jambangnya yang tidak bercukur kelihatan demikian gahar. Dengan busananya yang T. Shirt gelap dan celana jean bolong-bolong ia menyeringai meneror saya dengan pisau dapur itu. WAJIB 4D


Saya benar-benar lelaki yang gak pernah mengetahui bagaimana berkelahi. Lihat tingkah maling ini segera nyaliku putus. Dengan gemetaran yang paling saya lari kembali pada kamar tidurku serta tutup pintunya. Tetapi kalah cepat dengan maling itu. Saya usaha keras tekan buat menutup kebalikannya maling itu terus menggerakkan dengan kuatnya. Istriku histeris berteriak-teriak ketakutan, 


"Ada apakah Maass.. Toloonngg.. Tolongg.."


Tapi suara itu tentu buang waktu. Rumah kami yaitu rumah baru di perumahan yang belumlah banyak penghuninya. Tetangga paling dekat kami yaitu Pak RT yang jaraknya kurang lebih 30 rumah kosong, yang masih belum mempunyai penghuni, dari rumah kami. Sementara di arah yang beda yakni bentang kali dan sawah yang luas berpetak-petak. Sejak mulai pernikahan kami dua tahun lalu, berikut rumah credit kami yang baru kami tinggali waktu dua bulan ini.


Usaha ambil serta dorong pintu itu dengan pastinya dimenangi oleh sang maling. Saya terdepak jatuh ke lantai serta maling itu dengan lega masuk ruangan tidur kami. Ia mengacung-acungkan pisau dapur ke isteriku biar tak berteriak-teriak sembari memberikan ancaman mau menggunting leherku. Istriku saat itu juga ‘klakep' sepi. Sekalian menodongkan pisau ke leherku dengan kasar saya dicapainya dengan menarik bajuku keluar kamar. Matanya terlihat sapu area keluarga serta menarikku merapat ke dalam lemari piranti. Jelas di nyari-nyari benda bernilai yang kami taruh.


Ia mendapatkan lakban di pijakkkan jenis-jenis perlengkapan. Dengan 1/2 membanting ia menggerakkan saya supaya duduk di lantai. Ia me-lakban tangan dan kakiku selanjutnya mulutku sampai saya serius bungkem. Pada kondisi tidak berdaya saya diambilnya kembali pada kamar tidurku. Istriku kembali berteriak sekalian menangis histeris. Tapi itu cuma sekejap.


Maling ini benar-benar profesional dan berdarah dingin. Ia cuman ngomong,


"Diam nyonya cantiikk.. Gak boleh bikin saya kalap lhoo.." kembali istriku ‘klakep' dan sepi.


Tampak maling itu menyapukan penglihatannya ke Kamar tidurku. Ia melihati jendela, almari, tempat tidur, rack kset dan pesawat radio di kamarku. Ia kayaknya berpikiran. Seluruhnya kulihat dalam kelumpuhan dan kebisuanku sebab lakban yang mengikat kaki tanganku dan membekap rapat mulutku.


Mendadak maling itu dekati Fatimah istriku yang gemetaran menggulung badannya di sudut dipan sebab shock dan histeris dengan kejadian yang berlangsung. Dengan lakbannya dia segera bekap mulutnya dan direbahkannya badannya di tempat tidur. Saya tidak dapat apapun cuman bisa tergeletak dan berkedip di lantai. Saya memandang bagaimana sorot mata ketakutan di wajah Fatimah istriku itu.


Nyatanya maling itu melebarkan tangan istriku dan mengikatnya terpisah di kiri kanan kisi-kisi dipan kayu kami. Demikian juga di kakinya. Ia bentangkan dan ikat di kaki-kaki tempat tidur. Serta pada akhirnya yang berlangsung yaitu saya yang terbaring lumpuh di lantai sementara Fatimah istriku celentang dan terlilit di tempat tidur pengantin kami.


Hatiku benar-benar tidak sedap. Saya waswas maling ini melakukan hal di luar batasan. Memandang figurnya, tampak ia ini orang kasar. Badannya kelihatan tabah dengan otot-ototnya yang membayang dari T. Shirt dekilnya. Saya taksir tingginya ada kurang lebih 180 cm. Saya melihati matanya yang melotot sembari memarahi,


"Diam nyonya cantiikk.." saat memandang istriku yang benar-benar tampak begitu seksi dengan kemeja tidurnya yang serba mini karena udara panas di kamar kami yang sempit ini.


"Saya ingin makan dahulu ya sayaang.. Gak boleh jenis-jenis". Ia nyelonong keluar tuju dapur. Dasar maling tidak hanya modal. Ia ngancam gunakan pisauku, ngikat gunakan lakbanku saat ini makan makananku.


Tampak istriku berontak melepas diri dengan buang waktu. Kadang-kadang tampak matanya kuatir dan ketakutan Menyaksikan saya. Saya menggeleng-gelengkan kepalaku dengan tujuan melarang bergerak banyak. Irit tenaga.


Setelah makan maling itu gelatakan membukai Pelbagai almari dan laci-laci dalam rumah. Ia gak dapat peroleh apapun karena kami gak punyai apa- apa. Saya pikirkan begitu mukanya bakal sedih sebab kecewa. Kudengar nada gerutu. Keliatannya ia geram.


Dengan menyepak pintu ia kembali masuk ruangan tidur kami. Buka almari kemeja serta mengaduk-adukkannya. Dilempar-lemparkannya isi almari sampai lantai penuh berantakan. Ia membuka kotak perhiasan istriku. Dibuang-buangnya perhiasan palsu istriku.


Sebab gak mendapat apa yang dicari Maling memindah tujuan kekesalan. Ia pandangi istriku yang celentang dalam ikatan di dipan. Ia merapat sembari mendamprat,


"Mana uang, manaa..? Dasar miskin yaa..? Kamu umpetin di mana..?"


Tangannya yang berkilau berotot bergerak menggapai pakaian tidur istriku selanjutnya menariknya dengan keras sampai robek serta putus kancing-kancingnya. Dan yang lantas kelihatan terpasang yakni bukit kembar yang demikian elok. Payudara Fatimah yang paling ranum dan padat yang memanglah tanpa ada BH tiap jam tidur. Kelihatan sekali muka maling itu takjub.


Saat ini saya betul-betul amat takut. Semua Peluang dapat terjadi. Saya tonton ada peralihan raut wajahnya. Sehabis tidak menghasilkan uang atau benda mempunyai nilai ia jadi ingin tahu. Ia berasa punya hak mendapatkan alternatif yang setimpal. Maling itu lebih merapat kembali ke Fatimah serta dengan terus menyaksikani buah dadanya yang paling sensual itu. Perlahan-lahan ia duduk ditepian tempat tidur.


"Di mana kamu taruh uangmu nyonya cantiikk..?" sekalian tangan turun sentuh badan Fatimah yang serupa sekali gak dapat menampik karena kaki serta tangannyaterikat lakban itu. Serta tangan itu mulai mengelusi dekat Payudaranya.


Ampuunn.. Kusaksikan bagaimana mata Fatimah begitu paniknya. Ia merem pejamkan matanya sembari Memperdengarkan nada dari hidungnya,


"Hheehh.. Hheehh.. Heehh..".


Istriku keluarkan air mata serta menangis, menggeleng-geleng kepalanya sembari keluarkan dengus dari hidungnya.


Air mata istriku menggairahkan ia makin sadis. Tangan-tangannya tanpa kuatir mengelus- elus kemudian meremas-remas buah dada Fatimah dan anggota badan sensitive yang lain. Masalah ini betul-betul membikin darahku menggelegak geram. Saya mesti melakukan hal suatu hal yang bias hentikan semuanya ini apa saja efeknya. Yang lantas dapat kulakukan merupakan gerakkan kakiku yang terlilit, menekuk kemudian menyepakkan ke pinggiran ranjangku. Maling itu terkaget tetapi sekali-kali tidak bergerak.


"Hey, brengsek. Pengin ngapain kamu. Tak boleh jenis-jenis. Tak boleh kacaukan istrimu yang tengah nikmati pijitanku,"ia membentak saya. Serta saya segera putus harapan. Saya tidak mungkin melakukan perbuatan apapun kembali. Sekarang cuman batinku yang meratap peristiwa ini.


Dan yang terjadi selanjutnya yakni suatu Yang serius menyeramkan. Maling itu menarik robek semua pakaian tidur istriku. Ia betul-betul membikin Fatimah telanjang terkecuali celana dalamnya. Selanjutnya ia rebah rapatkan badannya disebelahnya. Istriku tampak bak rusa tumbang dalam sergapan serigala. Dan saat ini pemangsanya merapat buat mengoyak-oyak buat nikmati badannya.


Ia tidak bisa berpuat apapun kembali. Dalam 1/2 telanjangnya saya semakin sadari begitu cantiknya Fatimah istriku ini. Ia perlihatkan begitu sisi-sisi badannya tampilkan sensualitas yang jelas silau tiap lelaki yang melihatnya. Rambutnya yang mawut tergerai, tatap muka lengan serta pundak melahirkan lembah ketiak yang bias menggoyangkan iman beberapa lelaki.


Payudaranya yang membusung ranum dengan pentilnya yang merah ungu sebesar ujung jemari kelingking sangatlah menentang. Perut dengan pinggulnya yang.. Uuhh.. Demikian luar biasa mengagumkan syahwat. Saya sendiri terheran-heran bagaimana saya dapat menimang dewi secantik ini.


Dan saat ini maling sadis itu menenggelamkan wajahnya ke dadanya. Ia menciumi dan menyusu Payudaranya seperti bayi. Ia mengenyoti pentil istriku yang kelihatannya usaha berontak dengan menggeliang-geliatkan badannya yang dijamin buang waktu. Dengan kian kejam gairah nyolongnya sekarang berganti menjadi  hasrat binatang yang disanggupi birahi.


Ia masuk menjilat-jilat dan menciumi ketiak istriku yang paling sensual itu. Ini acara pesta besarnya. Ia barangkali tidak mengandaikan akan merasakan nikmat tidur dengan wanita secantik Fatimah istriku ini.


Menjarah dengan kenyotan, jilatan serta kecupannya maling ini menyerobot ke perbatasan pinggul Fatimah dan selanjutnya naik ke perutnya. Dengan berdengus-dengus dan napasnya yang mengincar ia menjilat-jilati puser Fatimah sembari tangannya gerayangan ke semua arah meremas dan terlihat kadang-kadang sedikit mencakar menyalur gelegak gairah birahinya.


Perlawanan istriku sudah menurun. Yang didengar sebatas gumam dengus mulut tersumpal sembari menggeleng-gelengkan kepalanya jadi pernyataan penolakannya. Barangkali ketakutan dan kelelahannya membikin stamina-nya ‘down' dan lumpuh. Sementara si maling selalu melumati perut dan menjilat- jilat beberapa bagian sensual badannya.

CERITA DEWASA ISTRIKU NIKMATI DIPERKOSA MALING PERKASA

Kebringasan dan kebrutalan nafsu syahwat maling ini makin melejit ke pucuk. Terang bakal memerkosa istriku di muka saya suaminya. Ia bangkit dari dipan dan dengan cara cepat melepas T. Shirt dan celana dekilnya. Ia menelanjangi dirinya sendiri. Saya takjub. Maling itu punyai bodi badan yang paling atletis serta menarik menurut ukuran penampilan badan lelaki. Dengan warna kulitnya yang coklat kehitaman berkilat sebab keringatnya kelihatan dadanya, otot lengannya perutnya demikian cepat seperti pelaksana binaraga. Tungkai kakinya, paha serta betisnya benar-benar seirama sekali.


Yang membuat saya terperangah ialah kemaluannya. kont*l maling itu demikian memikat. Ada dari rimbun jembutnya kont*l itu tegak ngaceng dengan bonggol kepalanya yang berkilatan lantaran kerasnya tekanan darah syahwatnya yang mendoronginya. Besar dan panjangnya di atas rerata kemaluan orang Asia dan kelihatan sangatlah cocok dalam warna hitaman semula lantas sedikit belang kecoklat-coklatan pada leher dan ujungnya. Lubang kencingnya tampak dari belahan bonggol yang mekar melawan. WAJIB 4D


Kesan-kesan kekumuhan awalan yang kutemui dari rambut serta jambangan yang tidak bercukur dan bajunya yang dekil langsung hilang demikian lelaki maling ini bertelanjang. Ia terlihat sangatlah jantan ragam jago.


Dalam ketakutan dan kuatir istriku Fatimah lihat waktu maling itu bangun serta dengan cara cepat melepas busananya. Demikian lelaki maling itu betul-betul telanjang saya menyaksikan perombakan di wajah serta mata istriku. Paras dan penglihatannya terlihat kagum. Yang belumnya layu serta kuyu sekarang kejam dengan mata yang membelalak. Karena kemungkinan ketakutannya yang lebih jadi atau lantaran terdapatnya 'surprise' yang tampil dari figur lelaki telanjang yang saat ini ada dengannya diranjangnya. Anehnya penglihatannya itu tidak dilepaskan sampai ekor matanya mengikut dimanapun lelaki maling itu bergerak.


Meski saya tidak berani mengaitkan dengan cara benar, menurut pendapatku muka jenis itu yakni paras yang di terpa selera birahi. Apa ada birahi Fatimah bangun serta berminat pada lelaki maling yang dengan sadis udah mengikat serta menelanjangi badannya di muka suaminya itu. Atau mungkin 'surprise' yang dihidangkan lelaki itu sudah membalik 180 derajat dari takut, berang serta tidak suka jadi dorongan syahwat yang hebat yang menyerang semua sanubarinya? Ahh.. Saya dirasuki cemburu buta. Saya kerap dengar wanita yang kasmaran dengan penculiknya.


Lelaki maling turun dari tempat tidur dan merayap di muka arah kaki Fatimah yang terlilit. Ia raih kaki Fatimah yang terlilit dan memulai dengan menjilat-jilatinya. Lidahnya sapu ujung-ujung jemari kaki istriku setelah itu mengulumnya.Cerpensex


Saya lihat kaki Fatimah yang seolah disengat listrik beberapa ribu watt. Terkejut meronta dan meregang- regang. Saya tidak tentu. Apa itu gerak kaki untuk berontak atau mengendalikan kegelian syahwati. Sementara lelaki maling itu selalu menyerbu dengan jilatan-jilatannya di telapaknya. Begitu ia mengerjakan di ke-2  tungkai kaki istriku buat mulai lumatan dan jialatan seterusnya ke arah pucuk nikmat syahwatnya.


Dengan tekniknya maling itu benar-benar berniat Jatuhkan martabatku sebagai suami Fatimah.


"Mas, istrimu nikmat sekali loh. Bisa saya ent*t ya? Bisa.. Ha ha. Saya ent*t istrimu yaa.."


Serta saya di sini yang tergeletak ragam tangkai pisang gak memiliki daya cuma sanggup menerawang dan menelan ludah.


Tetapi ada yang mulai merambati dan merasuk ke sanubariku. Saya mau ketahui, jenis apa muka Fatimah saat kont*l maling itu kelak menembusi kemaluannya. Serta hasrat tahuku itu nyatanya mulai menggairahkan syahwat birahiku. Dalam terbaring sekalian mata tidak terlepas melihati tingkah lelaki maling telanjang yang melata bak kadal komodo di atas badan pasrah istriku yang ayu kont*lku jadi menegang. Saya ngaceng.


Aku saksikan begitu maling itu masuk ke Selangkangan istriku. Ia menciumi serta menyedoti paha Fatimah dan tinggalkan merah cupang setiap rambahannya. Tapi yang membikin jantungku berdegap kuat ialah geliat-geliat badan istriku yang terlilit dan desah dari mulutnya yang terbungkam. Saya benar-benar tak memandangnya selaku perlawanan orang yang lagi disakiti serta dirampas kehormatannya. Istriku tampak demikian tenggelam nikmati tingkah maling itu.


Saya meyakinkan jika Fatimah udah terbenam dalam nafsu seksualnya. Ia menggelinjang-geliat dan menggoyang-goyangkan badannya teristimewa pinggul dan bokongnya. Fatimah alami kegatalan birahi yang paling luar biasa serta saat ini nuraninya terus jemput serta rindui kenyotan bibir sang maling itu. Sementara itu saya usaha masih berpikiran positip. Jika amat berat menampik rayuan syahwat sama dengan yang dirasakannya. Secara perlahan serta pastilah kont*lku sendiri makin keras dan tegak saksikan yangharus saya tonton itu.


Serta klimaks dari pertempuran ‘perkosaan' itu terjadi. Lelaki maling itu menenggelamkan bibirnya ke Bibir vagina Fatimah. Ia mengisap dan mengenyoti itil istriku dan meneruakkan lidahnya menembusi gerbang kemaluannya. Tidak terelak..


Dalam kucuran keringat yang terperas dari badannya Fatimah menjerit dalam gumam desahnya. Bokongnya makin diangkatnya tinggi-tinggi. Ia tampak ingin raih orgasmenya. Bukan main. Kebanyakan sangatlah sukar buat Fatimah mendapatkan orgasme. Ini kali belumlah juga maling itu lakukan penetratif ia sudah dekat di pucuk kepuasan syahwatnya. Ah.. Tonton ituu.. Betul.. Fatimah menggapai orgasmenya.. Nittaa..


Ia membawa tinggi bokongnya serta masih Diangkatnya sampai sejenak sekalian terkejat-kejat. Tampak biarpun tangannya terlilit jari-jarinya mengepal seperti ingin meremas suatu hal.sebuah hal.  Serta kaki-kakinya yang meregang mengatakan begitu nikmat syahwat sedang menyerangnya. Tersebut yang dapat diunjukkan olehnya disebabkan tangan dan kakinya masih terlilit ke dipan.


Dan si maling responsif. Saat sebelum terburu Fatimah Kecapekan ia naik menindih badan istriku dan membimbing kont*lnya ke lubang vaginanya. Seringkali ia mengocak kecil sebelumnya lantas kemaluan yang cukup besar serta panjangnya itu menembus dan ambles ditelan mem*k istriku.


Maling itu langsung mengayun-ayunkan kont*lnya ke lubang nikmat yang kayaknya disemangati oleh istriku dengan menggoyang serta mengusung-angkat bokong serta pinggulnya biar kont*l itu dapat menyentuhi gerbang rahimnya.


Saya sendiri begitu terbakar birahi Saksikan insiden itu. Utamanya bagaimana paras istriku dengan rambutnya yang berkeringat mawut jatugh ke dahi dan alisnya. kont*lku amat terhenti oleh celana sempitku. Saya tidak sanggup kerjakan apapun untuk Membebaskan dorongan syahwatku.


Pacuan maling itu bertambah cepat serta kerap. Saya yakini kalau maling itu tengah dirambati nikmat birahinya. kont*lnya yang lebih teguh kaku terlihat licin berkilat lantaran cairan birahi yang melumasinya kelihatan seperti piston diesel masuk-keluar menembusi mem*k istriku. Saya asumsikan begitu nikmat menerpa istriku. Dengan keadaannya yang masih tetap terlilit di dipan, bokongnya kelihatan turun-naik atau mengegos menyahut pompan kont*l lelaki maling itu.


Sesaat lagi spermanya akan muncrat isi rongga kemaluan istriku. Serta keliatannya istrikupun bakal memperoleh orgasmenya kembali. Orgasme berturutan. Bukan main. Waktu menikah saya dapat kalkulasi berapakah kali ia berkejat-kejat jemput orgasmenya. Tetapi bersama maling ini tidaklah sampai 1 jam ia akan jemput orgasmenya yang ke dua.


Masa-masa pucuk orgasme dan ejakulasinya makin dekat, lelaki itu merapatkan mukanya ke muka Fatimah serta tangannya mendapat selanjutnya melepaskan lakban di mulut istriku. Tapi ia tidak memberikan peluang untuk teriak. Mulutnya langsung menyumpal mulut istriku. Saya lihat mereka sama sama berpagut. Serta itu bukan pagutan paksakan. Istriku tampak menyahut lumatan bibir maling itu. Mereka terbenam dalam enaknya pagutan. Serta ahh.. ahh.. aahh..


Maling itu lepaskan cepat pagutannya serta sedikit bangun. Ia menyabet pisau dapur yang berada di dekatnya. Dengan semasing sekali sikatan ke-2  ikatan tangan Fatimah terlepas. Dan pisau itu langsung dilemparnya ke lantai. Tangan maling itu cepat memegangi badan istriku dan bibirnya memagutinya. Serta tanpa ada bimbang serta kuatir demikian terhindar tangan istriku langsung memegangi badan lelaki maling ini. Saat ini saya saksikan persetubuhan yang hampir prima. Lelaki maling bersama Fatimah istriku langsung terbenam dekati pucuk syahwatnya.


Hingga…


"Aarrcchh.. Cantikk.. Saya keluaarr..


Hhoohh.. Ampun


Istriku pula mendesis istimewa, tidaklah ada pembicaraan tapi terang, ia kembali mencapai orgasmenya. Dengan tangannya yang bebas ia dapat mengeluarkan gelegak birahinya. Tangannya mencakar punggung maling itu dan menanamkan kukunya. Terlihat bilur sejajar memanjang di kiri kanan punggungnya merembes kemerahan. Punggung maling itu sempat cedera serta berdarah.


Masih sesaat mereka dalam sebuah dekapan sebelumnya kelanjutannnya lelaki maling itu bangun serta menarik kont*lnya dari kemaluan istriku. Aku segera melihat spermanya yang kental tumpah ruah tumpah serta menetes dari lubang vagina Fatimah. Sebentar mata maling itu melihati badan istriku yang terlihat gontai.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama