CERITA DEWASA META BOHAY GELISAH DIGAULI SUAMI TEMAN ARISAN

CERITA DEWASA META BOHAY GELISAH DIGAULI SUAMI TEMAN ARISAN


CERITA DEWASA META BOHAY GELISAH DIGAULI SUAMI TEMAN ARISAN, Hasrat-Bispak56 Seusai demikian lama saya lalui hidup dengan 2 orang suami disisiku dan sudah banyak kesenangan duniawi yang saya dapatkan, pada akhirnya juga ada rasa resahku. Hati risauku muncul terlebih jika Duta tiba dari Jakarta lagi saya gak dapat melayaninya di dipan lantaran kodratku sebagai wanita yang penting terima tamu"jepang", saya terasa bersalah sekali.


Tengah Mas Pujo karena setiap hari ada disisiku saya tidak terasa demikian terbeban dengan rasa bersalah. Sesungguhnya kekeduanya cukup sabar dan mengetahui kondisiku, bahkan juga Mas Pujo dengan suka-rela mengalah untuk memberinya peluang di Duta mengesankan dianya sendiri"menggagahi" diriku apabila Duta mau pergi cukup lama, kebalikannya demikian pula kalaupun Mas Pujo ingin dinas luar. Ada kemauanku buat mendapatkan alternatif peranku selaku isteri buat mereka berdua masa-masa tamu"jepang" itu hadir. Impian itu demikian besarnya menghimpit jiwaku karena didorong rasa sayangku di ke-2 nya. WAJIB 4D


Sesudah mengangsung baik-buruk dan untung rugi, jalan buat mengaktualkan hasratku itu pada akhirnya juga ada. Secara bertepatan saya lagi ikuti arisan ibu-ibu yang teratur dilaksanakan tiap bulan di kantor suamiku. Kebanyakan sebagai isteri bos saya rada jaga jarak dengan ibu-ibu lainnya, namun entahlah sesudah kedatangan Duta saya jadi bertambah PD serta dekat dengan mereka. Satu diantaranya ibu yang turut arisan teratur itu merupakan isteri orang pimpinan menengah, kami memamggilnya Bu Jhoni(nama kedok suami). Wanita turunan Manado dengan Madura kulitnya kurang begitu putih seperti wanita Manado pada biasanya tetapi malahan dekati mulato tetapi tampak bersih serta kemel, tingginya kurang lebih 165 cm, serta bodinya cukup ramping walaupun telah miliki anak dua orang. Yang spesial sebetulnya wujud perutnya yang rata khususnya sisi bawah pusar tidak seperti wanita yang sudah punyai anak saja dan umurnya anyar 35 tahunan. Ia tergolong tidak elok namun ayu dadanya lumayan besar apabila disaksikan di luar sampai semakin besar dari ukuran saya. 

"Mbak Rien saat ini makin segar lho.?" bisiknya satu di saat ditengah-tengah acara arisan yang berisik oleh suara ibu-ibu.


"Ah jeng Meta (kedok) ini dapat saja, Mbak dari dahulu kan begini-begini saja to." jawabku meskipun ada rasa GR pula dalam hati.


"Betul lho Mbak, Mas Jhony saja kerap opini bila dikantor ini Mbak termaksud orang yang semlohai (semok molek aduhai) meskipun sudah berusia" terusnya.


"Itukan bisa-bisanya Dik Jhony" jawabku sekenanya.


"Namun betul lho Mbak, apa sich resepnya? Mbok saya diberitahu jamunya" bisiknya mengharap.


"Aa.. H jeng Meta ada saja, kelak jika Mbak kasih tahu pula buang waktu wong gak dapat disebarkan" jawabku sekalian ketawa.


"Yang betul Mbak..? Apa sich Mbak saya kok ingin tahu" ubernya.


"Betul pengen tahu..?"


"Ya.!"


"Minum Air liur burung" bisikku sembari merapat ke telinganya.


"Burung apa Mbak" kejarnya ingin tahu.


"Burung.. Burungnya Mas Pujo" bisikku kubuat serius.


"AH! Mbak guyon!"


"Benar jeng, ini benar lho jeng" jawabku.


"Itukan biasa Mbak"


"Biasa bagaimana, jika sebatas ML lagi usai ya biasa jeng tetapi ada metodenya" jelasku.


"Jeng Meta ML dengan Dik Jhony berapakah kali 1 minggu?" lanjutku.


"Sangat sekali ya kadang-kadang kedua kalinya Mbak" jawabannya.


"Jika ML apa yang jeng Meta kerjakan?" tanyaku kembali.


"Ya biasa Mbak bercumbu lagi gitulah..! Terus tuntas ya telah demikian saja" jawabannya.


"Lho ya telah bagaimana to jeng, harusnya kan ada pemanasan, permainan lagi pendinginan serta apa jeng Meta selalu bisa menggapai pucuk?"


"Itu Mbak persoalannya, saya kerap ditinggalkan menggantung" jawabannya sembari menerawang.


"Selalu"


"Ya jika sudah demikian paling saya yang gelisah dan kebanyakan hanya dapat melepaskan ke tugas rumah Mbak" terusnya.


"Nach itu jeng pembedanya, Mbak dengan Mas Pujo terus pucuk sampai beberapa kali lho" jawabku.


Kusaksikan mukanya kelihatan terpukau dan nampak rasa ingin taunya yang terpancar dari matanya.


"Jeng ML itu jika dikerjakan secara benar dan suka cita dapat bikin kita tahan lama muda, sebab kerja hormon-hormon dalam badan kita jadi intensif" lanjutku memperjelas bak seaorang dokter.


"Oooh itu to Mbak rahasianya..!" nyinyirannya.


"Maka itu saya omong, walau Mbak kasih tahu kan jeng Meta belumlah tentu dapat.. Bahkan juga.." jelasku menyengaja memancing reaksinya.


"Juga apa Mbak.?" Tanyanya tidak sabar.


"Juga kalaupun jeng Meta Mbak suruh belajar sama Mas Pujo pula belumlah tentu pengen" lanjutku sekalian berbisik.


"Ahh Mbak" jawabannya sekalian mencubit lenganku.


Narasi kami usai dengan usainya acara arisan, sebelumnya pergi Meta sempat berbisik kapan waktu pengen dengar pendapat kujawab ya setiap waktu. Juga kubisiki kelak belajar langsung saja ama Mas Pujo.


1 minggu selanjutnya di saat itu jam 19.00 malam, Duta anyar hadir dari Jakarta tengah saya kembali ada tamu jepang jadi saya punya tujuan memberinya blowjob Duta sedang Mas Pujo masih ogah-ogahan didekat kami berdua, mendadak telephone berdering, lantaran saya dan Duta akan telanjang jadi Mas Pujo yang mengangkut telpon.


"Halo selamat malam" salam Mas Pujo, saya gak tahu apa jawaban disamping sana, tetapi,


"Ya betul, pengen berbicara dengan Mbak Rien..? Tidak lama ya, dari siapa? Meta! Oh jeng Meta, Meta Jhony?" bertanya Mas Pujo, dengar itu saya bangun, Duta mau tak mau membebaskan pelukannya padaku. Sebetulnya scenario ini saya yang buat, lantaran saya pengin Meta bisa main kerumah maka dari itu kuminta Mas Pujo memberikan tugas Jhony keluar kota buat supervisi sepanjang tiga hari.


"Halo jeng Meta kok tumben nelpon malam-malam" sapaku mulai perbincangan.


Kami bicara panjang lebar hingga akhirnya mengusik perbincangan kami di arisan dahulu. Kuulangi tawaranku buat belajar pemanasan dengan Mas Pujo, atau memandang saja kami yang mengaplikasikannya berdua. Meta ingin tahu zaman saya serta Mas Pujo pengen bercinta disaksikan pihak lain, kujawab jika saya cuma dapat kalaupun orangnya itu Meta, lain tidak lagian cuman hanya beberapa cara pemanasan. Meta ternyata mulai panas pada akhirnya kuulangi kembali tawaranku serta jawabnya.


"Iya Mbak BT nih anak-anak udah di tidur, Mas Jhony dinas luar" jawabannya.


"Ya telah to main saja ke rumah, kami seluruh sedang gak ada kesibukan kok lagian masih sore" jawabku.


"Tetapi Mbak,"


"Apa?"


"Saya malu sama Mas Pujo,.." jawabannya.


"Gak pa-pa kami cuman berdua kok, gak boleh khawatir kelak pulangnya kami antara" jawabku.


"Baik Mbak namun janji lho.. gak mesti dipraktekin sama saya.." pintanya akhiri percakapan.


Seterusnya kami tutup percakapan, rumah Meta lebih kurang 15 menit dengan naik kendaraan. Kuminta Duta bersabar serta bersembunyi di kamar sementara saya serta Mas Pujo yang bisa terima Meta. Ide ini pernah kuutarakan awal kalinya sama suami-suamiku. Kurang lebih 25 menit kami tunggu ada orang menekan bel pintu pagar, Mas Pujo yang ketika itu cuman gunakan piyama tiada dalaman yang membuka pintu.


"Malam Mbak," sapa Meta demikian masuk pintu rumah dibarengi Mas Pujo.


Meta gunakan busana cukup ketat maka dadanya yang membusung terlihat buram tetapi saya percaya laki laki mana pun bakal ingin tahu ingin mengetahui didalamnya, ditambah dengan kancing depan serta belahan dada yang rada kebawah tengah bawahan dia gunakan celana jean kelihatan seksi sekali pantatnya.


"Malam, wah.. Jeng Meta tidak nyagka lho jika dapat main kerumah tidak kesasarkan?" tanyaku.


Sesudah mempersilakan Meta duduk kami bercakap ngalor-ngidul sampailah pada akhirnya menyentuh problem dipan, Mas Pujo bisa lihat mimik muka Meta yang jemu tahu jika dia mulai juga kepancing birahinya. Lantaran pembicaraan kami yang menggairahkan saraf telinga Meta dan kami tidak menyampaikannya secara vulgar, tiada berasa jam perlihatkan angka 9 malam, Meta resah.

CERITA DEWASA META BOHAY GELISAH DIGAULI SUAMI TEMAN ARISAN

"Mbak telah malam nih Meta pengin berpamitan" pintanya tetapi matanya tampak sayu.


"Gak boleh dahulu tuturnya mau belajar rahasianya Mbak" jawabku sembari menyaksikan Mas Pujo penuh makna. WAJIB 4D


"Ah Mbak.. Malu ah sama Mas Pujo"


Saya dekati Mas Pujo serta kucium ia dibibirnya denga mesra serta halus.


"Gak pa-pa kan Mas?" pintaku Mas pujo menganggangguk sekalian memegangku, kami berciuman, serta sama sama raba di muka Meta, sementara Meta kusaksikan merah padam parasnya memandang bab kami, meski begitu saya melakukan secara halus dan berhati-hati sekali.


"Begini kami melakukan jeng," kataku menerangkan seperti dosen saja.


"Ah.. Mbak, Meta jadi kebingungan nih.., Meta pulang saja ya Mbak" pintanya namun gak bergeser.


"Ayolah.. tidak pa-pa" kami berangkulan dekati Meta yang mulai seperti cacing kepanasan. Mas Pujo tahu situasi lekas merapat maka dari itu duduk bersebelahan di sofa panjang yang ditempati Meta, terus digenggamnya ke-2  tangan Meta, Meta menunduk malu.


"Mbak.. Tetapi cu ma se ba.. tas metode pemanasan saja lho Mbak" pintanya sembari melihatku.


"Ya, Mas sekedar bakal perlihatkan trik pemanasan saja sama jeng Meta" jawab Mas Pujo sabar.


Perlahan-lahan disentuhnya dagu Meta dipandangnya matanya dalam-dalam penuh hati, mendapatkan perbuatan sesuai itu dari Mas Pujo Meta pejamkan mata, perlahan-lahan Mas Pujo mencium bibirnya tanpa ada melumatnya. Ahh! Meta mendesah, diulang-ulanginya ciuaman itu oleh Mas Pujo dengan tempelkan bibirnya rada lama, Meta mulai bereaksi dengan mengulum bibir Mas Pujo serta Mas Pujo mulai tingkatkan laganya, tangannya beralih ke bawah ketiak Meta dan tarik badan Meta kepelukannya. Seluruhnya dikerjakan di sofa tempat tamu, sekalian duduk bedempetan.


Mas Pujo mulai meraba dada Meta yang membusung, dan Meta mulai mendesah-desah mereka masih berciuman sama sama lumat serta sama-sama hirup (pekerjaan bersilat lidah betul-betul Mas Pujo benar-benar pandai). Sehabis nyaris sepuluh menit mereka sama-sama raba Mas Pujo mempertingkat laganya dari meraba sisi luar selalu lepaskan kancing atas pakaian Meta jari-jari tangannya mulai menyisir pinggir BHnya tuju ketengah. Meta melenguh seperti sapi disembelih demikian tangan Mas Pujo mancapai putingnya dan menjepinya dengan 2 jemari. Saat itu mulut Mas Pujo mulai merembet ke bawah menuju belahan dadanya yang sekal.


Tanpa diakui Meta tangan kanan Mas Pujo sudah menyusup ke punggung Meta serta membebaskan kait BH Meta karenanya tampaklah buah dada Meta yang cepat dan melawan, tiada buang peluang langsung Mas Pujo melumat putingnya. Meta mulai tak bisa menahan diri, ia lupa dengan janjinya sendiri, tangannya secara reflek menggerayang sisi depan Mas Pujo serta memulai melaksanakan pijatan-pijatan lembut mulai dada, pusar serta langsung ke bawah pusar. Tanpa menampik Mas Pujo malahan memberinya peluang pada Meta menyorongkan tubuhnya, sekalian mulutnya masih bergelayut di puting Meta, namun tanggannya telah mulai menarik resleting celana jeannya. Meta tidak henti-henti mendesah, perlahan-lahan saya ke sakelar lampu kukecilkan maka dari itu kondisi terlihat redup dan semakin romantis.


Meta udah melempengkan kakinya di sofa sembari kepalanya bertopang pada tanganan sofa, sementara tinggal memakai CD warna merah, Mas Pujo belum melepas piayamanya dengan status di atas Meta tetapi batangnya udah terlihat mengacungkan karena diurut-urut Meta. Perlahan-lahan Mas Pujo menggigit pinggir CD Meta dan menariknya kebawah hingga bugil Meta masih tenang karena barangkali menyaksikan Mas Pujo tidak melepas piyamanya. Mas Pujo mulai mejilati perut Meta turun menuju pusar terus menciuminya dan meleletkan lidahnya kebawah mencium rambut kemaluan Meta, diberlakukan demikian Meta meracau gak karuan.


"Aduh Mas.. Mbak Meta tidak tahan.. oh Mas Pujo"


Saya memberinya code pada Duta, ketika itu Mas Pujo udah mencelupkan parasnya di selangkangan Meta, menjilat-jilati klitoris Meta, Meta dengan status buka ke-2  pahanya pinggulnya terhalang pegangan bangku maka dari itu saat ini kepalanya ada di bawah. Dengan status ini karena itu nampaklah gundukan bukit venus yang elok serta merekah merah maka mempermudah untuk penetratif.


Perlahan-lahan Mas Pujo mundur serta Duta yang sudah telanjang bundar maju dengan palkon siap serbu, Meta masih terbenam dalam kepuasan yang didapatkannya nyaris satu jam dicumbu Mas Pujo, tak mengira jika ada pertukaran status di bawah. Duta langsung mengenggam palkonnya dan arahkan ke lubang surga Meta, dengan akurat Duta menghentak dan bles..!


"Ahh Mas saya tidak mau.. tidak ingin" sembari meronta tetapi sekencang kilat saya membelai dan mengulum putingnya, sedang Duta langsung menutup kaki Meta karenanya Meta cuman dapat mendesis serta pengen berontak tetapi sebab gempuran rasa nikmat yang mengagumkan dia cuman menggeleng-gelengkan kepalanya.


"Ahh Mbak.. Mas.. Kalian nakal aduhh.. Oh.. Mengapa ini ohh.. Ohh.. Mbak saya gak tahan.. Gak ta.. Hhaan.."jerit Meta sembari menyebutng napasnya mengincar semuanya otot-otot tubuhya meregang tandanya orgasme hingga.


Duta menyeimbangi dengan kocokan-kocokan perlahan-lahan serta teratur sampai dibiarkannya Meta nikmati orgasmenya yang pertama-tama yang nyaris membuat gak sadar diri. Sesudah napas Meta aga teratur perlahan-lahan Duta mulai memompa lantaran itu perlahan-lahan Meta mulai buka matanya serta..


"HAAH Mbak kok bukan Mas Pujo..!" teriaknya cemas sembari pengin berontak tetapi penguncian Duta dan kocokan-kocokan palkon Duta di memeknya membikin ia gak memiliki daya.


"Bagaimana Mbak? Saya tidak ingin Mbak, saya pengin sama Mas Pujo saja," teriaknya kembali.


"Tenang jeng, tenang..!" kucoba menentramkannya, sekalian kukedipi Mas Pujo buat persiapan gantikan statusku.


Mas Pujo merapat serta mulai melumat puting Meta yang samping kiri sementara tangan kirinya meremas-remas puting yang samping kanan. Memperoleh gempuran terus-menerus dari bawah serta atas Meta jadi naik birahi kembali..


"Ahh.. Mbak, Mas bagaimana ini kok berikut ini to, ahh nikmat Mbak.. Meta gak tahan Mas, marilah selalu Mas.. Yang keras.." ceracaunya Meta menyebutng kembali menjejaki orgasmenya yang ke-2 .


Dutapun kelihatan mulai berkerenyit dahinya serta tambah keras kocokannya, tanda-tanda pengen sampai orgasme karenanya cepat saya ambil sementara Mas Pujo langsung mengambil alih status Duta mengocak vagina Meta dengan palkonnya tiada berikan peluang pada Meta buat atur napas. Kucium dan kukulum kepala kontol Duta di muka Meta sembari mengocak-ngocok batangnya.. Dan..


Creett.. Crett.. Cret..


Kuminum sperma Duta yang tumpah dimulutku. Meta lihat semuanya itu sembari mendelik menghentikan nikmat sebab kocokan Mas Pujo. Seusai nyaris 1/2 jam mereka sama sama pacu selanjutnya mulai ada tanda-tandanya Mas Pujo serta Meta dapat capai pucuknya dan..


"Aaahh Mas saya gak kuat.. Saya.." demikian teriak Meta menjejaki orgasmenya yang ke-3 . Mas Pujo memberikan peluang untuk ambil napas sembari kadang-kadang masih mengocak vagina Meta perlahan-lahan.


"Sini Mas.. Sini Mas.." pinta Meta pada Mas Pujo sekalian tangannya menggapai-gapai.


Mas Pujo akhiri kocokannya dan mengambil kontolnya serta menyorongkannya ke dalam mulut Meta, sekalian masih tetap tidur telentang di sofa dikulumnya kontol Mas Pujo yang telah lebam serta berenyut-denyut. Pada akhirnya.. 


Crett.. Crett.. Crett


Muncratlah sperma Mas Pujo di mulut Meta, Meta menelannya sekalian membeliakkan mata, kemungkinan belum biasa tetapi lantas dijilatinya sejumlah sisa sperma diujung kontol Mas Pujo.


Seterusnya mereka bertiga istirahat mengendalikan napas, sembari nikmati beberapa sisa orgasme yang mereka alami.  Meta mengerling padaku. Saat itu telah jam 11-an malam.


"Mbak Rien nakall..!" rengeknya manja, sembari memukul bahuku.


"Lho kan jeng Meta sendiri yang keterusan.." jawabku.


"Ahh Mbak ni lho, Meta jadi malu ama Mas Pujo.. Eh.. Mas yang satu siapa Mbak?" tanyanya sembari mengerling ke Duta.


"Adiknya Mas Pujo! Duta" jawabku.


"Jeng Meta pengen pulang..?" tanyaku kembali.


"Ya dech Mbak, udah malam nih kelak anak-anak cari" jawabannya.


Saya dan Duta membawa Meta pulang lagi Mas Pujo nanti rumah, di jalan Meta ucapkan terima kasih sama Duta, ujarnya baru kali inilah merasakan multiorgasme yang sekian lama ini cuma harapan saja. Meta bahkan juga berani mencium Duta di depanku waktu dia turun dari mobil. Selesai mengantarkan Meta pulang saya mendapatkan kecupan spesial dari Mas Pujo serta Duta tukasnya mereka tidak pernah memikirkan wanita lain sekian lama ini karena sebetulnya sejauh ini mereka telah berasa cukup hanya dengan serviceku. Tetapi kehadiran Meta membuat mereka lebih berbahagia. Dan waktu 3 hari mereka berdua selalu bisa mengesankan Meta juga saat hari paling akhir Meta meminta nginap di rumah dan mereka main sampai 4x. Menjadi isteri saya masih was-was menyaksikan keperkasaan mereka berdua, akan tetapi kehadiran Meta bisa sedikit menyembuhkan kegelisahanku.


Pembaca yang budiman sampai sekarang nyaris setahun saya Meta, Duta dan Mas Pujo tiada Jhony kerjakan ini. Meta makin rajin memiara dianya sendiri dan dia kian berbinar dia sangatlah mencintai Mas Pujo meski begitu kami seluruhnya berbahagia. Ada pembaca yang menjajakan kepadaku untuk ML tetapi memohon maaf saya tidak bisa dikarenakan saya cuma dapat buat Dutaku dan Mas Pujoku, kehadiran Meta sesungguhnya tidak mereka kehendaki pun tetapi lantaran sudah telanjur karena itu kami sependapat melanjutkan entahlah hingga kapan yang pasti kami sama-sama mencintai

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama